Dikutip dari detik.com "Pengeluaran rumah tangga miskin untuk rokok ternyata lebih besar daripada rumah tangga kaya". Hal ini sangat mengerikan, di saat pemerintah bersusah payah memperbaiki kualitas rakyat miskin lewat program-program pengobatan gratis, namun rakyat miskin sangat rentan dengan bahaya merokok yang dapat mengancam kesehatan masyarakat golongan bawah.
Sebenarnya sering dibahas tentang tidak sebandingnya pemasukkan negara dari cukai rokok dengan beban negara yang harus ditanggung karena mahalnya biaya untuk memperbaiki kualitas kesehatan penduduknya karena rokok. Namun apa boleh buat, sepertinya masalah ini semakin kompleks dan semakin rumit saja.
Dikutip dari detik.com, data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Departemen Kesehatan (Depkes) tahun 2006 yang disampaikan Ayke dalam diskusi 'Beban konsumsi rokok pada rumah tangga termiskin' di Mario's Place, Menteng Huis, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Kamis (26/2/2009)menunjukkan pengeluaran untuk rokok dari rumah tangga miskin sebesar 11,9 persen dan pengeluaran rokok dari rumah tangga kaya sebesar 6,8 persen.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pengeluaran oleh rakyat miskin lebih besar untuk mengkonsumsi rokok daripada golongan kaya.
Hal ini sangat bertolak belakang, mengingat rakyat miskin mempunyai daya yang lebih lemah untuk berobat karena penyakit yang ditimbulkan oleh rokok. Jadi? Apa yang bisa dilakukan? jawabannya adalah pemerintah, pemerintah diharapkan lebih peduli dengan masalah ini... Lalu? Kita tunggu saja apa repon pemerintah...
Awas BAHAYA MEROKOK!!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments for this post